Tumbuh sebagai seorang Tuli di Indonesia, Mufi diajarkan berbicara alih-alih berbahasa isyarat. Kini, setelah dewasa, Mufi membangun karir musik untuk menginspirasi orang lain berekspresi lewat bahasa isyarat.
Tumbuh sebagai seorang Tuli di Indonesia, Mufi diajarkan berbicara alih-alih berbahasa isyarat. Kini, setelah dewasa, Mufi membangun karir musik untuk menginspirasi orang lain berekspresi lewat bahasa isyarat.
Latar Belakang
Tuli kerap dianggap sebagai kekurangan. Anak-anak Tuli tumbuh dengan tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap orang Dengar, tapi tidak sebaliknya. Contohnya: siswa Tuli ditatar untuk membaca gerak bibir, namun siswa Dengar jarang sekali menerima pendidikan berbahasa isyarat. Padahal, di Indonesia sendiri terdapat 2,5 juta masyarakat Tuli yang aktif berbahasa isyarat. Alhasil, sangat minim akses dan kesempatan yang tercipta bagi mereka.
Mufi, sebagai seniman Tuli, ingin sekali dunia dapat memahami budaya Tuli. Bagi Mufi, seni dan musik menjadi jembatan komunikasi untuk mengekspresikan diri. Kecintaan Mufi terhadap seni membuatnya berani bersuara melalui tulisan, isyarat, tarian, dan musik. Film ini mengikuti penampilan Mufi di konser musik sebagai seniman Tuli, prosesnya menulis lagu, hambatan dan kesenjangan pola pikir yang ia rasakan selama di sekolah, serta besarnya makna dukungan keluarga terhadap perjalanan Mufi.
Berangkat dari semangat dan pengalaman Mufi, film ini ingin membuka ekspresi dari teman-teman Tuli di Indonesia melalui berbagai inisiatif inklusi, dimulai dari melanggengkan bahasa isyarat sebagai metode komunikasi yang efektif dan pintu pertama memahami budaya Tuli lebih mendalam.
Tujuan Impact
Kami ingin menciptakan lingkungan sosial dan seni yang inklusif melalui:
#BerdayaBudaya
sebuah gerakan pendayagunaan bahasa isyarat di 5 pulau Indonesia, baik di kota besar dan desa. Secara khusus, kami ingin mendorong kolaborasi berkelanjutan antara komunitas tuli dan masyarakat Dengar.
Strategi Impact
#BerdayaBudaya menggabungkan pemutaran film SENANDUNG SENYAP dengan berbagai rangkaian kegiatan penunjang sesuai dengan kelompok audiens Tuli dan Orang Dengar.
Teman Tuli dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat, setelah:
+ Memahami rasa percaya diri dan potensi diri
+ Menerima bahasa isyarat sebagai bahasa ibu
+ Berani mengadvokasi aksesibilitas Tuli
Teman Dengar dapat berkolaborasi bersama Teman Tuli, setelah:
+ Memahami budaya Tuli
+ Mengerti peran dan posisi Juru Bahasa Isyarat
+ Mau mengusahakan aksesibilitas Tuli