Ibu Guru

Lies Nanci Supangkat, Mochamad Arbani (Ryo)
Indonesia
20 menit
2021

Sinopsis

Semua ibu di seluruh dunia mengalami pandemi dengan hal yang sama: bekerja dari rumah dengan anak yang bersekolah di rumah, serta mengurus kebutuhan keluarga. Silvia Novani (Vivi) di Bandung tidaklah berbeda. Ia mengajar sepanjang hari secara online, serta mengurus rumah, menjaga anak-anaknya, suami dan orang tuanya, terlepas dari semua pengorbanan tersebut, rekan-rekan prianya lah yang mendapatkan promosi pekerjaan.

Info Tambahan

Bercerita tentang seorang guru Silviani, yang harus menjalankan perannya sebagai istri, ibu, pegawai, anak perempuan, teman, koki di rumah, pengurus rumah, supir anak-anak, perawat keluarga, koordinator kegiatan, juri,hakim, sipir, wasit, penata rambut, dan manajer. Suami Vivi tak bisa membantunya. Vivi tahu sang suami berpikir bahwa ia mampu mengerjakan semuanya sekaligus. Tapi bukan itu yang diharapkan Vivi. Bebannya bukan hanya daftar tugas, tanggung jawab, dan pekerjaan. Bebannya adalah mental: hal kecil yang perlu ia ingat, kecemasan yang ia miliki, impian yang dicita-citakannya. Hal tersebut memenuhi benarknya. Ia tahu suaminya tak paham kondisinya, tapi entah bagaimana semua ini dianggap normal.

Vivi merasa karirnya stagnan. Kami berkesempatan mengikuti keseharian Vivi termasuk ketika ia sedang menjalani evaluasi dari kepala sekolah. Hasil evaluasi memengaruhi gajinya. Di balik itu, sistem penilaian terhadap guru di sekolahnya tidak jelas dan tidak transparan. Kenaikan upahnya tidak terlalu signifikan, lebih ironisnya sang guru baru bisa menikmati kenaikan upah tersebut lima tahun kemudian. Ia mempertanyakan karier rekannya yang masih lajang yang justru lebih cemerlang daripada kariernya, meski beban kerja mereka sama. Ia tahu hal itu terjadi karena adanya stereotip wanita yang sudah menikah menerima upah yang lebih rendah daripada wanita yang belum menikah. Vivi bahkan telah menolak pekerjaan tambahan karena ia perlu merawat keluarganya. Di samping itu, suaminya yang juga bekerja sebagai guru, selalu menjadi guru pendamping bagi siswa yang akan mengikuti Olimpiade Sains setiap tahunnya, karir suaminya pun melesat.

Meski begitu, Vivi memilih tetap bertahan sebagai guru, karena ia membutuhkan nafkah dan tak ada pilihan lain. Ia bersyukur masih memiliki pekerjaan di sekolah tersebut, sekolah lain bahkan memberhentikan tenaga pengajar tanpa pesangon. Meski bertahan adalah hal tersulit yang pernah dilakukannya, ia percaya bahwa itu adalah bentuk pengorbanan yang berharga. Baginya. Dan bagi keluarganya.

PROGRAM YANG DIIKUTI

Indonesia Distanced Stories 2020

Pencapaian

Special Screening
KAUM Festival, Berlin
2021
Official Selection - Guest Programmes
Minikino Film Week 7
2021
Official Selection - Guest Programmes
Aesthetica Short Film Festival
2021

Tim film

Lies Nanci Supangkat
Sutradara
Selepas menyelesaikan pendidikan pembuatan film (filmmaking) di Akademi Film New York, AS, Nanci terlibat dalam proses pembuatan beberapa film pendek yang berfokus pada perempuan seperti, The Shutter of Death, Phantom Memories, Bride’s Slave, Marriage Matrix, dan sebuah dokumenter untuk Yayasan Indonesia Care for Cancer Kids. Ia ingin terus menampilkan dan menceritakan kisah dengan karakter perempuan berdaya, yang selalu dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan citra ideal yang di masyarakat.
Mochamad Arbani
Sutradara
Ryo merupakan seorang videografer lepas (freelance videographer) dan pembuat film yang berfokus pada traveling dan dokumenter. Kegemarannya adalah bertemu orang baru, khususnya masyarakat lokal dan memfilmkan mereka. Saat masih berkuliah di jurusan Film dan Televisi, Universitas Padjadjaran, ia bergabung dengan klub sinematografi dan terlibat dalam pembuatan film fiksi. Kemudian, Ryo mengembangkan minatnya dan mulai membuat film dokumenter pertamanya berjudul Sugih Tanpo Bondo dan Bangsring Rising. Ia ering kali menggunakan gaya run and gun serta lebih suka sentuhan/penampilan natural dalam filmnya. Ryo mengatakan bahwa hal tersebut membuat dirinya merasakan dua hal sekaligus: proses pembuatan film yang sedang berlangsung dan juga bisa merasakan apa yang subyek (film) rasakan.

Tertarik dengan film ini?

Hubungi tim film untuk kolaborasi, distribusi, pemutaran, atau kesempatan lainnya!