Dilema dua laki-laki Sabu, Ose Haga dan Iky, yang terpaksa meninggalkan pulau tempat tinggalnya untuk mencari penghidupan dan menyusuri nasib dalam ketidakpastian tanah asing.
Dilema dua laki-laki Sabu, Ose Haga dan Iky, yang terpaksa meninggalkan pulau tempat tinggalnya untuk mencari penghidupan dan menyusuri nasib dalam ketidakpastian tanah asing.
Latar Belakang
Indonesia kerap menggunakan jargon "negara kepulauan", tapi pernahkah negara berdiri dari sisi orang-orang yang tinggal di pulau? Saat kondisi alam tak lagi mendukung penghidupan, ancaman terusirnya orang pulau dari tempat tinggal dan tanah kelahiran menyeret siapapun dalam arus yang tak terbendung.
Di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur, dua generasi penyadap lontar berhadapan dengan dilema menyambung hidup. Ose Haga (38), sebagai kepala rumah tangga dan anak laki-laki tertua di keluarga besarnya, terpaksa bertaruh meninggalkan anak-istri agar dapat menyadap lontar di pulau lain. Sementara itu, Iky Kitu (19) tidak pernah bermimpi duduk di perguruan tinggi. Ketika kesempatan kuliah datang, ia ragu meninggalkan sumber penghasilannya demi bangku perguruan tinggi—di mana ia harus mulai dari titik nol untuk mengejar ketinggalan.
Orang pulau seolah harus selalu menomor-sekiankan kebebasan dan keleluasaan saat memilih bertahan hidup, apapun cara yang tersisa. Sudah saatnya situasi orang pulau disadari sebagai cela dalam "keadilan sosial". Film ini ingin mengajak kawan-kawan berjuang bersama orang pulau untuk mewujudkan mimpi-mimpi dari pulau yang menolak tenggelam dalam kekalahan.
Tujuan Impact
Kami ingin minimnya pilihan hidup orang pulau disadari sebagai masalah bersama melalui gerakan:
Mimp! untuk Pulau
Gerakan ini akan kami bangun di ruang-ruang komunitas kepulauan NTT (Pulau Timor, Flores, Sumba, Alor, Rote, dan Semau). Khususnya untuk: dewasa serta kaum muda di wilayah pulau untuk mengidentifikasi akar masalah dan merumuskan solusi bersama..
Strategi Impact
Mimp! untuk Pulau akan diwujudkan melalui aktivitas Lab Aks! dan Lab Mimp!— kombinasi pemutaran film dan pelatihan kepemimpinan kreatif berbasis pada metode Active Citizen, dengan fokus pada isu kemiskinan struktural dan dampak perubahan iklim.