Cunenk)

Rofie Nur Fauzie, Mohamad Sulaeman
Indonesia
14 menit
2021

Sinopsis

Cunenk adalah seorang transpuan yang mengisi kesehariannya sebagai penampil di panggung dan influencer. Tidak hanya untuk menyambung hidup sendiri, ia juga menggalang dana untuk rumah sakit bersalin untuk mengikuti wasiat mendiang ibunya, meski terkadang terpaksa singgah ke identitas laki-lakinya.

Info Tambahan

Setelah wafatnya sang ibu, seorang transpuan Cunenk selalu terinspirasi untuk menjadi orang yang berguna, seperti yang dikatakan mendiang ibunya. Dari panggung ke panggung, ia mengumpulkan penggemar dan pengikut di media sosial. Kami mengikuti dan merekam momen ketika Cunenk mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke rumah sakit bersalin, seperti yang diwasiatkan oleh sang ibu.

PROGRAM YANG DIIKUTI

Indonesia Distanced Stories 2020

Pencapaian

Special Screening
KAUM Festival, Berlin
2021
Official Selection - Guest Programmes
Minikino Film Week 7
2021
Official Selection - Guest Programmes
Aesthetica Short Film Festival
2021
Official Selection - 100% Local Flavours: Gender
100% Manusia Film Festival

Tim film

Rofie Nur Fauzie
Sutradara
Rofie adalah seorang sutradara film dokumenter yang berfokus pada isu kemanusiaan (humanitarian). Ia lulus dari Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI), Bandung, pada 2019. Terlibat dalam film industri sejak 2015, ia mulai menggemari film dokumenter, terutama dokumenter biografi dengan nilai/pesan kemanusiaan. Ia telah memproduksi beberapa film, diantaranya ASIH (dokumenter 2017), Anak Pisang (dokumenter, 2017), Jatukrami (dokudrama, 2018), 50:50 (dokumenter 2019), dan Baby Girl (2021). Filmnya 50:50 berhasil mendapatkan the Silver Award dari the Vidsee Juree Awards 2020. Ia juga menerima nominasi penghargaan dari Festival Film Indonesia (FFI) dan Maya Awards.
Mohamad Sulaeman
Sutradara
Sulaeman memulai kariernya di bidang seni sebagai seorang sutradara teater di bangku sekolah. Ia menyutradarai drama teater berjudul Jayaparna dan Layonsari, yang menerima penghargaan sebagai Penampilan Terbaik dari Festival Teater Pelajar Nasional pada 2014. Ia kemudian melanjutkan studinya di jurusan Film, Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI), Bandung. Sulaeman telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembuatan film dan pelatihan. Film pendek fiksi karyanya yang berjudul, Satu Denyut Lepas, menerima fasilitas pelatihan dari Angga Dwimas Sasongko. Saat ini, ia baru saja menyelesaikan sebuah film dokumenter pendek tentang seorang wanita transpuan, Baby Girl, yang berkolaborasi dengan In-Docs, Scottish Documentary Institute, dan British Council.

Tertarik dengan film ini?

Hubungi tim film untuk kolaborasi, distribusi, pemutaran, atau kesempatan lainnya!